Mitologi dan Sejarah Garuda Pancasila Sebagai Lambang Negara

chri | CNN Indonesia
Selasa, 01 Jun 2021 09:15 WIB
Garuda sebagai lambang negara dipilih berdasarkan sejarah dan mitos tertentu terhadap makhluk fiktif tersebut.
Ilustrasi (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia. Perdebatan kerap muncul mengenai burung Garuda hingga kini yakni keberadaan burung tersebut yang sesungguhnya.

Garuda sejatinya makhluk mitos yang telah dikenal warga Indonesia sejak dahulu kala melalui cerita pewayangan. Kisah Garuda juga tertulis dalam kitab Mahabharata dan Purana dari India.

Tak hanya itu, kisah Garuda sudah dikenal melalui cerita-cerita rakyat hingga relief atau pahatan-pahatan di banyak candi di Indonesia. Hal tersebut yang kemudian dijadikan dasar Panitia Lencana Negara menentukan Garuda sebagai lambang negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan mitologi yang diyakini hingga kini, Garuda merupakan burung yang berani hingga mau berkorban melawan kedzaliman hingga titik darah penghabisan. Kisah itu terdapat dalam cerita Ramayana di mana burung itu berhadapan dengan Rahwana hingga kehilangan nyawanya.

Ramayana mengisahkan penculikan Sita atau Shinta oleh Rahwana, Raja Kerajaan Alengka, yang ingin mengawininya. Suara tangisan Sita terdengar oleh burung Garuda yang bersahabat dengan Rama, suami Sita.

ADVERTISEMENT

"Dalam cerita Ramayana, Garuda itu kan melawan Rahwana. Itu bentuk perjuangan. Waktu Sita dibawa Rahwana, dia coba dibebaskan burung Garuda, kemudian Garudanya mati dibunuh Rahwana," kata Sejarawan Restu Gunawan kepada CNNINdonesia.com, Senin (31/5).

"Semangat dan nilai itu lah yang diambil bahwa Indonesia harus mempunya nilai melawan penzaliman," tuturnya.

Lahirnya burung Garuda sebagai lambang negara bermula setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949. Kala itu, Indonesia dirasa perlu memiliki lambang negara, sehingga disiapkanpanitia khusus untuk hal tersebut.

Panitia teknis yang lebih dikenal dengan Panitia Lencana Negara dibuat secara khusus di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II, Mohammad Yamin sebagai ketua, dan anggotanya adalah Ki Hajar Dewantara, M A Pellaupessy, Mohammad Natsir serta RM Ng Poerbatjaraka.

Mereka ditugaskan untuk menyeleksi usulan rancangan lambang negara melalui sayembara.

"Dibuat sayembara untuk menggambar seperti apa. Berdasarkan kesepakatan, terdapat dua rancangan dari Sultan Hamid II dan Mohammad Yamin," kata Restu.

Setelah itu, gambar tersebut dibawa dan diperlihatkan pada Sukarno. Persetujuan tidak langsung begitu saja, beberapa kritik dilontarkan atas gambar tersebut, seperti pada bagian kepala dan kaki burung Garuda.

Sukarno kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut dengan menambahkan jambul di kepala burung serta membuat kakinya mencengkeram dan berada di depan pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika, bukan di belakang pita.

"Jadi bentukan terakhir yang bagus seperti saat ini itu atas arahan Sukarno," ucap Restu.

Burung Garuda dan Simbol Status Negara

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER